MuDAers… apakah kalian pernah mendengar sekolah berwawasan lingkungan? Mungkin sebagian dari kalian pernah mendengarnya, tetapi sebagian lagi belum pernah tahu.
Salah satu sekolah berwawasan lingkungan yang ada di kawasan Bekasi, Jawa Barat, adalah sekolah kami MuDAers, SMA Negeri 7 Bekasi. Sekolah kami ini telah mendapat penghargaan Adiwiyata, yaitu penghargaan yang diberikan bagi tempat yang mencerminkan budaya menjaga lingkungan dan kebersihan seperti sekolah kami.
Sekolah kami ini memiliki berbagai tempat yang asyik dan menarik, yang menjadi tempat favorit bagi siswa, antara lain Saung dan Kantin Alam. Di Kantin Alam, siswa bisa menggunakan peralatan makan yang ramah lingkungan. Makanan yang disediakan pun bebas dari bahan berbahaya, seperti zat pewarna, pengawet, pemanis, dan penyedap rasa.
Tidak hanya itu, ekstrakurikuler atau Ekskul Lingkungan Hidup (ELH) di sekolah kami juga mengolah sampah organik di sekolah untuk dijadikan pupuk kompos, yang telah menjadi usaha dengan koperasi mitra sekolah.
Suasana sekolah yang asri juga menunjang proses pembelajaran di sekolah. Sementara keberadaan gedung sekolah lebih terlihat terbuka sehingga komunikasi antarsiswa dan guru menjadi tak terbatas dan dapat dilakukan di luar kelas dan tidak membosankan. Asyik, bukan?
Sekolah kami memperoleh beberapa penghargaan Sekolah Sehat, yang berawal dari ide kepala sekolah untuk mengajak siswa membawa tanaman dan menciptakan keadaan yang bersih.
”Caranya, dengan mengadakan lomba kebersihan kelas dan peduli lingkungan, yang memenuhi berbagai aspek, seperti fasilitasi kelas bersih dan jumlah tanaman per kelas. Harapannya warga sekolah merasa memiliki dan mempunyai rasa peduli lingkungan. Diri kita mencerminkan keberadaan lingkungan di mana kita berada,” tutur Ibu Tri Sumarti, SpD selaku Pembimbing ELH.
SMAN 7 Bekasi tentu dapat menjadi contoh bagi sekolah lain, untuk mengajarkan bagaimana menjaga keselarasan hidup dengan alam melalui tindakan nyata. Ada sanksi yang diberikan kepada siswa yang membuang sampah sembarangan atau tidak peka terhadap sampah yang ada di sekitarnya, yaitu dengan membayar denda Rp 10.000. Uang denda ini digunakan untuk menunjang ELH. Dengan demikian, siswa bisa belajar bersikap disiplin dan bertanggung jawab terhadap lingkungan tempat mereka berada.
Adiwiyata
Setiap tahun, penghargaan Adiwiyata diberikan oleh Presiden RI. Adiwiyata dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Adiwiyata Pratama, Adiwiyata Madya, dan Adiwiyata Mandiri.
Adiwiyata diberikan kepada sekolah yang meraih penghargaan sebagai sekolah sehat dan dicalonkan dari tingkat provinsi.
Syarat dari Kementerian Lingkungan Hidup adalah sekolah tersebut memiliki tempat yang asri dan nyaman bagi para penghuni sekolah sebagai sarana pembelajaran. Sekolah juga turut menjaga kelestarian lingkungan dengan membuat lubang biopori, menanam pohon atau tanaman penyerap polusi.
Tidak hanya itu, para penghuni sekolah diharuskan mengetahui dan menerapkan budaya lingkungan. Dengan demikian, dapat terwujud sinergi untuk menciptakan lingkungan yang indah, asri, dan nyaman.
Pendidikan Lingkungan Hidup telah menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah kami. Sebagai implikasinya, sekolah kami yang terletak di perbatasan tiga kabupaten ini juga mengadakan lomba kebersihan setiap bulan. Peserta lomba harus memenuhi aspek kebersihan, keindahan, dan kerapian.
Tidak sulit kan syaratnya? Pemenang kelas bersih biasanya menjadi perwakilan yang akan dilombakan dalam sekolah sehat tingkat kecamatan.
Biopori
Ada satu lagi yang menarik dari kegiatan rutin di sekolah ini, yaitu membuat lubang biopori. Setiap kelas di sekolah ini mempunyai lima hingga enam lubang biopori di depan ataupun di belakang kelas.
Pembagian tempat sampah menjadi tempat sampah organik, anorganik, serta bahan berbahaya dan beracun (B3) memberikan manfaat bagi kita. Sampah organik diolah menjadi pupuk di Rumah Kompos yang disediakan sekolah.
Perwakilan ELH, Chandra Karisma, menjelaskan, kegiatan yang dilakukan di sekolah sangat didukung guru dan siswa. Tujuannya, menjadikan sikap sadar lingkungan sebagai sebuah kebiasaan.
Setiap Hari Lingkungan Hidup pada 5 Juni, siswa diwajibkan membawa tanaman dan mencari nama Latin tanaman itu. Jadi, selain bisa tahu jenis tanaman, siswa juga bisa melihat nama Latin tanaman tersebut.
”Sekolah di sini seperti sekolah alam. Suasananya asyik karena menyatu dengan alam. Seru deh, belajar sambil menjaga lingkungan,” ungkap Fanya, siswi SMAN 7 Bekasi kelas X.
Menarik, bukan? Nah, bagaimana dengan kalian? Apakah kalian mau memulai menjaga lingkungan untuk menjaga kelestarian bumi ini demi menciptakan alam yang lebih baik dan membuat lingkungan kalian menjadi tempat yang nyaman? Untuk belajar? Yuk, mulai dari sekarang.
(Tim SMAN 7 Bekasi: Sarah Gitta Sinaga, Amylia Gratia, Balqis Bhaskara, Masdalita Rumongga, Indria Nurularisa dan Novia Mutiara Larasatie)
indo by: http://edukasi.kompas.com/read/2012/03/30/10074259/SMA.7.Bekasi.